Kamis, 10 Januari 2013

Amber ( Barnsteen )

Amber kemungkinan adalah zat tertua yang dipakai manusia sebagai perhiasan. Perhiasan yang terbuat dari amber ditemukan di Eropa utara pada 8000 B.C. Amber (kata ini berasal dari kata-kata jerman yang artinya “batu yang dapat dibakar”) adalah seperti batu yang sering digunakan sebagai perhiasan wanita, tempat pipa, tempat tembakau, dan lain-lain. Umumnya orang tidak mengetahui apa itu sebenarnya batu ini, dan yang jelas amber bukanlah batu. Amber terbentuk semasa zaman Eosin, atau 50-70 juta tahun yang lalu.

Ada dua jenis amber:

1. Amber berasal dari zat organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan yang berubah menjadi sejenis getah, ialah dari pohon prasejarah dengan nama latinnya pinus succinifera, tingginya sama dengan pohon cemara zaman sekarang. Pohon ini tumbuh di rimba-rimba raya Eropa dan selama berjuta-juta tahun meneteskan getah (semacam damar) setetes demi setetes yang lama kelamaan membatu. Oleh karena terbenam ke dalam lapisan-lapisan bumi seperti barang tambang (mineral) lainnya, ia disejajarkan dengan jenis barang tambang.

2. Getah (damar) pohon jenis cemara yang wangi itu dilanda air laut dan tenggelam. Sewaktu terlempar ke pantai lagi dia diberi nama batu busa laut.

Terkadang amber mengandung minyak aetherisch yang biasa disebut minyak barnsteen atau minyak amber atau juga barnsteenzuur. Amber yg didapatkan di penggalian tanah dan di pantai mutunya sama. Nilai kerasnya 2 dalam daftar keras Mohs dan memiliki struktur kristal amorphous dan beratnya lebih berat daripada air. Apabila amber ini dipanaskan ia menjadi lunak dan mengembang serta menyiarkan bau yang sedap. Kadang-kadang kalau terlalu panas, bisa terbakar habis. Juga kalau amber ini digosok dengan lijnolie menjadi lembek atau lunak tanpa hancur, mudah dilipat-lipat sehingga mudah pula dibuat barang perhiasan wanita.
Jika orang menggosok amber ini dengan kain maka amber itu akan menjadi magnetis dan bisa menarik potongan-potongan kertas kecil. Amber jika direndam dalam air atau alkohol tidak akan hancur. Amber terdiri dari 79% zat arang, 10% zat air dan belerang. Warna amber mulai dari kuning kecoklat-coklatan, kuning emas, kuning muda, sampai tua agak kuning. Adapun yang keputih-putihan, warna lemon, biru, merah (dinamakan "cherry amber"), hijau dan ada juga yang hampir hitam. Batu warna-warni ini banyak dicari orang karena keunikan dari warnanya.

Batu amber sering memiliki inklusi berupa serangga dan tumbuhan. Batu amber tertua yang pernah ditemukan berumur 345 juta tahun dan di dalam batu-batu amber tertua sering ditemukan serangga yang berumur 146 juta tahun yang terperangkap di dalamnya. Binatang yang ditemukan terperangkap di dalam amber berupa lalat, semut, tawon, kalajengking, laba-laba, kodok, kadal dan masih banyak lagi bahkan tumbuhan seperti bunga, jamur, biji-bijian juga bisa ditemukan di dalamnya. Karena hewan species yang ditemukan di dalam amber ini sudah tidak hidup lagi di zaman sekarang maka inklusi-inklusi dari batu tersebut bisa membuat batu amber ini sangat berharga.

Kandungan amber yang besar terdapat di pantai laut Baltik tempat batu itu dapat diambil di pantai dan air dangkal setelah badai besar. Selain itu terdapat deposit dalam jumlah besar di Polandia, dan dalam jumlah kecil di pantai Samudra Atlantik di AS dan Republik Dominika.

Harga dan dan Detail Zamrud




Seperti halnya Berlian, Zamrud juga didasarkan pada 4C, yakni Cut (Potongan), Clarity (Kejelasan), Colour (Warna) maupun Carat (Karat)
Berikut ini merupakan varian harga zamrud di pasaran Indonesia, yang dapat anda jadikan referensi untuk membeli zamrud
Batu zamrud diatas dipotong menjadi cabochon (bentuk oval atau bulat). Zamrud potong cabochon biasanya memiliki kejelasan yang kurang dan umumnya lebih murah. Namun, yang satu ini memiliki warna hijau yang sangat baik yang membuatnya lebih berharga. batu zamrud ini memiliki harga antara Rp 200.000 - Rp 500.000 / karat.


Batu Zamrud diatas merupakan contoh dari batu zamrud kualitas terburuk. Kejelasannya sangat miskin, pemotongan buruk, bentuk kecil, dan yang paling penting warnanya membosankan. Jangan membeli zamrud seperti ini, kecuali jika Anda hanya ingin memiliki sebuah zamrud dan anda memiliki anggaran yang sedikit. Batu zamrud ini memiliki harga dibawah Rp 50.000 / karat.

Batu Zamrud diatas memiliki kualitas bagus dan kejelasan yang baik. Potongannya juga baik. Namun, warna hijau agak sedikit terlalu gelap. Batu zamrud ini memiliki harga antara Rp 300.000 - Rp 800.000 / karat.

Zamrud di cincin diatas memiliki kualitas bagus dan jelas. Bahkan ketiadaan dari karakteristik inklusi merupakan indikasi bahwa itu adalah sintetis. Batu ini memiliki refleksi bagus cahaya hijau. Batu zamrud ini memiliki harga antara Rp 700.000 - Rp 1.000.000 / karat.


Batu Zamrud diatas Ini adalah jenis Batu zamrud yang harus Anda membeli. Meskipun tidak sejelas zamrud di ring atas, Zamrud ini lebih berharga karena warna hijau menyala. Kejelasan (clarity) tidak mengurangi secara signifikan dari nilai dan potongan yang sangat baik (semua aspek dan cahaya bahkan tercermin dari bawah). Batu zamrud ini memiliki harga antara Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000 / karat.

Zamrud ini memiliki kejelasan (clarity) dengan banyak whispy inklusi dan patah tulang khas zamrud. Namun, pencela utama nilainya adalah warna hijau kekuning-kuningan. Sebuah warna zamrud seharusnya sedikit biru dan lebih hidup. Batu zamrud ini memiliki harga antara Rp 400.000 - Rp 700.000 / karat
Zamrud ini merupakan contoh batu zamrud yang sangat buruk dipotong. Kita bisa melihat melalui bagian bawah, yang berarti batu ini tidak dipotong dengan benar. Batu Zamrud yang baik cahayanya harus dipantulkan kembali ke mata kita. Segi juga tidak rata dan pecah. Seperti zamrud kebanyakan, yang satu ini memiliki kejelasan yang kurang. Warna dalam batu ini terlalu nyata dan terlalu pucat

Membedakan Batu Mulia dengan Batu Sintetik

Biasanya, batuan asli mempunyai ciri-ciri yang menarik seperti "inclusion", warna, kekerasan, dan bentuk yang berlainan dari batu sintetik. Untuk pengetahuan semua, terdapat dua cara permata buatan manusia dihasilkan. Pertama, secara sintetik dimana batuan asli dileburkan dan dibentuk kembali dan kedua secara immitation (tiruan) yaitu batuan asli dicampur dengan bahan lain seperti kaca. Batuan sintetik masih lagi dianggap sebagai permata yang berharga kerana bahan asalnya merupakan batu asli.
Perbedaan pertama ialah, batuan sintetik biasanya tidak mempunyai "inclusion". Inclusion ialah kesan seakan-akan retak (crack), atau buih (buble) atau terdapat benda asing di dalam batu (seperti tourmalined and rutilated inclusion) atau lamella (kesan seperti cap jari) atau "microcrystalline aggreget" (seperti rekahan tetapi tidak boleh dirasa dengan menggunakanjari).

Inclusion berbentuk bebenang berwarna putih pada blue-lace agate.


"Ferocolumbite inclusion" pada sapphire yang berbentuk seperti bintik hitam.


"Amethyst inclusion" memberi kesan warna ungu pada quartz yang berwarna putih.


"Pyro inclusion" pada ruby membentuk kesan kekuningan.

Salah satu ciri emerald (zamrud) dari Columbia ialah inclusion yang dinamakan jardin. Jardin memberi kesan seperti rekahan, buih dan/atau bintik kehitaman pada emerald